Jakarta, 4 Desember 2025 —
Program Studi Strategi Pertahanan Darat (SPD) Fakultas Strategi Pertahanan,
Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), menyelenggarakan Focus
Group Discussion (FGD) bertema “Transformasi Kurikulum Strategi
Pertahanan Darat Berbasis Sishankamrata di Era Modern dan Penguatan Pertahanan
Pulau-Pulau Besar”. Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk
merumuskan arah pembaruan kurikulum yang adaptif terhadap dinamika lingkungan
strategis global, regional, dan nasional.
FGD dibuka dengan sambutan Dekan
Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI Mayjen TNI Oktaheroe Ramsi, S.I.P., M.Sc,
yang menegaskan bahwa transformasi kurikulum merupakan langkah penting untuk
memastikan Prodi SPD tetap relevan dalam menjawab tantangan pertahanan
multidomain di era modern. Beliau menekankan bahwa perubahan paradigma
pertahanan, mulai dari rivalitas kekuatan besar hingga ancaman siber dan perang
informasi, menuntut pembaruan komprehensif dalam desain pembelajaran.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan
pemaparan Kaprodi Strategi Pertahanan Darat, Kolonel Inf Dr. Sigit Purwanto,
S.I.P., M.Si., CHRP., CIPA, yang menyajikan gambaran umum kurikulum SPD serta
kebutuhan untuk mengintegrasikan konsep Pertahanan Pulau-Pulau Besar dan
Sishankamrata Abad 21. Ia menekankan pentingnya kurikulum yang tidak hanya
mengadopsi perkembangan strategi militer terkini, tetapi juga mampu
memproyeksikan kebutuhan pertahanan masa depan.
FGD menghadirkan tiga narasumber ahli:
Prof. A.A. Banyu Perwita, Ph.D., Ulta Levenia Nababan, S.IP., M.A., serta
Brigjen TNI Surya Wibawa, S.I.P., S.Sos., M.Han. Para narasumber memberikan
pandangan akademis dan praktis mengenai relevansi Sishankamrata, pemanfaatan
teknologi pertahanan modern, serta pentingnya pemetaan kebutuhan strategis di
wilayah pulau-pulau besar dan pulau strategis Indonesia seperti Natuna,
Morotai, dan Saumlaki.
Dalam sesi diskusi lanjutan, seluruh
peserta yang terdiri atas dosen, alumni, dan mahasiswa Prodi SPD memberikan
masukan konstruktif terkait penyelarasan struktur mata kuliah, penguatan
karakter kompetensi lulusan, serta pentingnya integrasi aspek geopolitik,
geostrategis, dan teknologi pertahanan.
Moderator FGD, Ni Wayan Sukreni,
menegaskan bahwa rangkuman masukan dari seluruh pihak akan menjadi dasar
perumusan kurikulum baru SPD yang lebih terstruktur, futuristik, serta
berbasis evidence. Kurikulum yang dihasilkan diharapkan mampu
mencetak lulusan yang tidak hanya memahami teori strategi pertahanan darat,
tetapi juga siap berkontribusi dalam pembangunan pertahanan negara di era
modern.
FGD ditutup dengan harapan bahwa
proses transformasi kurikulum ini akan memperkuat kontribusi Unhan RI dalam
mencetak generasi strategis yang visioner, adaptif, dan berkarakter bela
negara. Dengan demikian, Prodi Strategi Pertahanan Darat diharapkan semakin
mampu menjawab kebutuhan nyata pertahanan nasional serta tantangan geopolitik
masa mendatang.