Jakarta – Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Priyanto, S.I.P., M.Si (Han)., secara resmi membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Sarjana Strata-1 (S1) Program Studi Sejarah Militer, Fakultas Strategi Pertahanan (FMP) Unhan RI. Kegiatan ini bertempat di Ruang Rapat lantai 8, Kampus Pascasarjana Unhan RI, Jl. Salemba Raya No. 14, Jakarta Pusat, Kamis (22/2).
Kegiatan ini diikuti langsung oleh Warek Bid. Akademik dan Kemahasiswaan Unhan RI, Laksda TNI Dr. Ir. Agus Adriyanto, S.T., M.M., M.Tr. Opsla., CIQnR., CIQaR., IPU., Kepala LPMPP Unhan RI, Laksda TNI Dr. Sri Yanto, S.T., Wakil Dekan Bid. Keuangan dan Umum FSP Unhan RI, Brigjen TNI Sudaryono, S.I.P., M.Han., Tujuh Kepala Program Studi FSP Unhan RI dan Dosen FSP Unhan RI.
Narasumber yang terdiri dari Letkol Sus Ede Aullah, S.S., M.Si., dari Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI), Letkol Caj Drs. Jeni Akmal, dari Dinas Sejarah TNI AD (Disjarah TNI AD), Kolonel Laut (KH) Suratno, S.S., M.M., dari Dinas Sejarah TNI AL (Disjarah TNI AL), Letkol Sus Muhamad Burhan, S.S., M.Hum., dari Dinas Sejarah TNI AU (Disjarah TNI AU), dengan moderator Dosen FSP Unhan RI Dr. F.G. Cempaka Timur, S.I.P., M.Si (Han).
Dalam sambutan Dekan FSP Unhan RI, diungkapkan bahwa Program Studi Sejarah Militer merupakan jurusan baru pertama kali didirikan di Indonesia oleh Universitas Pertahanan RI. Pendiriannya berkaitan erat dengan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan memiliki fokus pada bidang keilmuan sejarah kemiliteran. Meskipun demikian, aspek dasar-dasar pendidikan tetap diperhatikan untuk para lulusannya. Pendirian program ini juga didorong oleh keinginan kuat dari Menteri Pertahanan RI untuk menjadikan sejarah militer sebagai ilmu pengetahuan khusus yang tidak tersedia di universitas lain di Indonesia. FGD ini merupakan bagian dari proses benchmarking sebelumnya dengan Universitas Indonesia, bertujuan untuk mendapatkan masukan mengenai standar kompetensi yang relevan dengan kebutuhan bidang sejarah militer terkini dan persyaratan profesional. Dengan demikian, FGD ini menjadi langkah penting dalam proses pembentukan program studi ini untuk mempersiapkan mahasiswa dengan pengetahuan komprehensif tentang dinamika konflik, strategi militer, dan peran mereka dalam membentuk sejarah dan politik global.
Masukan dari Warek I Unhan RI menyoroti pentingnya menghargai beragam perspektif dalam sejarah, menekankan kejujuran terhadap narasi sejarah, dan perlunya usaha untuk memperbaiki kesalahan masa lalu. Ini mencerminkan pentingnya pendidikan yang inklusif, di mana mahasiswa diajarkan untuk menghargai dan memahami perspektif yang berbeda dalam kajian sejarah. Selain itu, disadari pula pentingnya mengambil kembali atau menduplikasi sejarah yang ada di museum di luar negeri untuk memperkaya pemahaman akan warisan sejarah. Hal ini menekankan pentingnya pengalaman belajar yang beragam, termasuk melalui pengalaman langsung di museum, dalam mendukung pemahaman sejarah. Menyoroti peran penting sejarah militer dalam peradaban dunia dan kontribusinya dalam sejarah Indonesia, serta kebanggaan menjadi satu-satunya universitas yang secara terbuka mempelajari sejarah militer, menunjukkan komitmen untuk mengembangkan pengetahuan dan kebangsaan melalui pendidikan. Ditekankan juga kurangnya penghargaan terhadap pejuang militer di Indonesia, serta dorongan untuk lebih menghargai jejak sejarah seperti monumen dan lainnya, menyoroti perlunya penghargaan terhadap sejarah lokal dan nasional dalam proses pendidikan. Terakhir, disampaikan impian agar museum kita menjadi ramai dengan pengunjung, serta pentingnya mempromosikan sejarah kepada anak-anak sekolah melalui museum sebagai sarana pendidikan yang efektif, menekankan pentingnya memperluas akses pendidikan sejarah kepada generasi muda melalui pengalaman belajar yang menarik dan relevan.
Paparan dari Kolonel Rudi Subiantoro tentang Review Kurikulum Program Studi S1 Sejarah Militer di FSP Unhan RI menjadi pengantar kegiatan FGD. Paparan tersebut menjelaskan tahapan penyusunan kurikulum serta visi dan misi program studi tersebut. Visi program studi ini adalah menjadi yang unggul dalam pengembangan dan penerapan ilmu sejarah militer yang terintegrasi melalui penelitian dan pengajaran untuk mendukung strategi pertahanan nasional serta mengembangkan pemahaman mendalam tentang peran militer dalam perkembangan nasional, regional, dan global. Sedangkan misinya mencakup identifikasi keunikan dan keunggulan program, serta profil lulusan sarjana S1 Sejarah Militer. Paparan tersebut juga menyoroti kesamaan mata kuliah antara Unhan, UI, dan UGM, dengan persentase kesamaan sebanyak 28% dengan UI dan 33% dengan UGM, menekankan pentingnya kerjasama antara institusi pendidikan dalam pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lapangan kerja.
Tanggapan dari Letkol Sus. Ede Aullah, S.S., M.Si, menyoroti perlunya menjaga objektivitas dalam penulisan sejarah dan pengenalan mahasiswa pada metodologi penelitian sejarah. Ini menekankan pentingnya pengembangan keterampilan analisis dan penelitian yang kokoh dalam pendidikan sejarah, untuk memastikan keakuratan informasi yang disampaikan. Ia juga mendorong pengembangan keterampilan menulis sejarah dan pemahaman tentang sejarah lokal dan global sebagai dasar yang kuat bagi mahasiswa, menyoroti pentingnya pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman yang mendalam dalam proses pendidikan.
Tanggapan dari Kolonel Laut (KH) Suratno, S.S., M.M, menyoroti integrasi metodologi pembelajaran yang kuat dan pentingnya pengetahuan lintas disiplin dalam pendidikan sejarah militer. Ini menunjukkan pentingnya pengembangan kurikulum yang holistik, yang tidak hanya memperhitungkan aspek metodologi, tetapi juga aspek-aspek multidisiplin lainnya yang relevan dengan bidang studi. Ia juga menyoroti perlunya kerjasama antara institusi pendidikan dan pemerintah dalam memastikan relevansi kurikulum dengan kebutuhan lapangan kerja, menunjukkan pentingnya pendekatan berbasis kebutuhan dalam pengembangan kurikulum.
Tanggapan dari Letkol Sus Muhamad Burhan, S.S., M.Hum, menyoroti upaya untuk memajukan metodologi penelitian sejarah di awal program studi dan pentingnya pengembangan keterampilan lintas disiplin. Ini menekankan pentingnya pengembangan keterampilan analisis, interpretasi, dan penelitian yang kuat dalam proses pendidikan, untuk mempersiapkan mahasiswa dengan baik untuk tantangan di lapangan kerja. Ia juga mendorong agar lulusan dapat ditempatkan dengan tepat sesuai kebutuhan instansi pemerintah, menunjukkan relevansi pendidikan dengan dunia kerja, menyoroti pentingnya pengembangan kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan pasar kerja.
Dalam kesempatan ini Moderator, Dr. F.G. Cempaka Timur, S.I.P., M.Si (Han)., menyimpulkan dan menggarisbawahi dari hasil kegiatan FGD ini tentang pentingnya pendekatan yang meliputi pemahaman sejarah secara komprehensif dan rasa cinta pada negara melalui program-program pendidikan. Hal Ini menunjukkan perhatian terhadap pembentukan nilai-nilai kebangsaan dan kesadaran sejarah dalam pendidikan. Selain itu juga mendorong peningkatan inklusi historiografi tradisional dalam kurikulum untuk memberikan landasan yang kuat bagi pemahaman sejarah, menunjukkan keinginan untuk memperkaya perspektif yang diajarkan kepada mahasiswa. Moderator juga menekankan pentingnya pengembangan visualisasi sejarah, termasuk melalui museum-museum, untuk memperkaya pengalaman belajar. Hal ini menunjukkan perhatian terhadap penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengalaman untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap sejarah. (23/02/24).