Dekan FSP Unhan RI Soroti Tantangan Keamanan Non-Tradisional di Forum NADI ASEAN

Dr. Priyanto, S.I.P., M.Si (Han), selaku Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia, mewakili Rektor Unhan RI untuk menghadiri kegiatan Track II Network of ASEAN Defence and Security Challenges in The Era of Disruptive World (NADI) di Thailand pada 15-18 Juli 2024. Pada kesempatan ini, NADI membahas topik “Evolving and Emerging Non-Traditional Security Challenges in the Era of Disruptive World”. Setiap sesi dibagi ke dalam beberapa subtopik, termasuk topik “Ways Forward for Strengthening ASEAN Cooperation in Response to Emerging Non-Traditional Security Challenges,” di mana Dekan FSP menyampaikan pandangannya.

Dalam pemaparan tersebut, Dr. Priyanto menyatakan bahwa keamanan non-tradisional erat kaitannya dengan dinamika pasca-Perang Dingin, di mana persepsi keamanan global telah bergeser. Definisi keamanan yang sebelumnya berfokus pada ancaman tradisional, yang didominasi penggunaan kekuatan militer, kini melebar untuk mencakup ancaman non-tradisional yang lebih kompleks dan multidimensi.

Ancaman non-tradisional yang baru-baru ini menghantam dunia, termasuk kawasan ASEAN, antara lain wabah COVID-19 dan serangan siber. Selain itu, ancaman lainnya yang terus berkembang mencakup perdagangan manusia, peredaran narkotika, serta bencana alam. Negara-negara ASEAN telah berupaya menangani ancaman ini baik melalui inisiatif masing-masing negara maupun melalui kerjasama bilateral dan regional di bawah naungan ASEAN.

Meskipun kompleksitas ancaman non-tradisional ini tinggi, ASEAN telah membuat langkah-langkah penting untuk meningkatkan ketahanan kawasan. Misalnya, pembentukan ASEAN Health Sector Network (AHSN) yang memungkinkan pertukaran informasi mengenai penyakit menular serta mendeteksi wabah lebih awal. ASEAN juga telah mengadopsi ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER) yang menyediakan kerangka kerja untuk kerjasama regional dalam penanganan bencana. Sementara itu, ancaman serangan siber ditanggapi melalui ASEAN Cybersecurity Cooperation Framework, yang berfokus pada penguatan kerjasama antaranggota ASEAN dalam menangani ancaman siber.

Namun, upaya melawan ancaman non-tradisional ini tidak berhenti di sana. Perdagangan manusia dan peredaran narkotika masih menjadi isu mendesak bagi ASEAN. Melalui ASEAN Convention Against Trafficking in Persons, Especially Women and Children (ACTIP) dan ASEAN Work Plan on Drug Control, ASEAN mengedepankan kerjasama regional dalam penegakan hukum, perlindungan korban, serta kampanye kesadaran publik.

Di samping itu, perubahan iklim juga mempengaruhi ketersediaan pangan di kawasan ASEAN. Untuk mengatasi masalah pangan, ASEAN Integrated Food Security (AIFS) dan ASEAN Good Agricultural Practice (ASEAN GAP) dibentuk untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas pertanian di kawasan ASEAN.

Meskipun ASEAN telah mencapai banyak hal, tantangan dalam menghadapi ancaman non-tradisional terus berkembang. Ancaman seperti terorisme, perdagangan manusia, dan peredaran narkotika masih menjadi perhatian utama. Selain itu, isu keamanan maritim seperti perompakan dan penangkapan ikan ilegal juga membutuhkan kerjasama yang lebih kuat dalam penegakan hukum dan perlindungan korban.

Perubahan iklim yang menyebabkan krisis air dan penurunan produksi pangan juga menambah tekanan terhadap ketahanan pangan ASEAN. Oleh karena itu, ASEAN perlu memperkuat kerjasama di bidang keamanan pangan dan pertanian.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, ASEAN dan mitra dialognya terus memperkuat solidaritas dan saling percaya. Pembentukan ASEAN Political-Security Community (APSC) menjadi salah satu langkah penting dalam mempercepat kerjasama politik dan keamanan di kawasan ASEAN.

Sebagai penutup, Dr. Priyanto menekankan bahwa ASEAN harus terus beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan kolaborasi untuk memperkuat ketahanan kawasan dalam menghadapi tantangan keamanan non-tradisional. Institusi pendidikan juga diharapkan berperan lebih aktif dalam penelitian terkait keamanan dan pertahanan di kawasan ASEAN, terutama dalam menghadapi ancaman-ancaman non-tradisional. (9/10/24).